Selasa, 17 Desember 2013

kelainan pada ikan

kelainan pada ikan 
Kelainan-kelainan yang terdapat pada ikan akibat penyimpangan genetik Pertumbuhan yang lamban serta variatif akibat terjadinya perkawinan yang inbreed. Kelainan dari yang sering dapat diamati adalah antara lain yaitu adanya kelainan pada tutup insang hilangnya salah satu sirip, letak hati yang abnormal, bentuk sirip yang abnormal dan lain-lain.


2.1. Penyakit Infeksi

Penyakit ini disebabkan oleh jasad penyebab penyakit. Jasad penyebab penyakit itu sendiri dapat berupa jasad parasistik, jamur, bakteri dan virus.

2.1.1. Parasistik

Jasad parasistik dapat berupa protozoa Crustacea dan Helminth. Kalau dilihat sifat dan letak infeksinya maka dapat digolongkan pada ekto dan endo parasit. Parasit dari golongan protozoa, sporozoa yang sangat terkenal antara lain Myxobalus sp, Myxosoma sp. Sedangkan dari kelas Ciliata adalah Ichthyophthirius multifiliis, Trichodium sp, Epistylis sp dan Trichophrya sp.
Parasit cacing yang terkenal adalah dari golongan monogenic trematods antara lain Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp, Benedenia sp dan Neo-Benedenia sp. Sedangkan parasit dari golongan Crustacea yang terkenal adalah Lernaea sp, dan Branchiura yang patogen adalah Argulus sp.
2.2.2 Jamur
Penyakit akibat infeksi jamur disebut dengan Mycosis. Jamur yang biasa menginfeksi ikan antara lain Saprolegnia sp, Achlya sp, serta jamur yang tergolong dalam Aphanomyces. Indikasi infeksi jamur sangat mudah di kenal karena menunjukan gejala seperti serabut kapas.
Jenis jamur yang bersifat sistemik adalah Ichthyophonus sp. jamur tersebut dapat tumbuh pada saluran darah terutama pada insang dan bagian induk ikan.
2.2.3. Bakteri
Beberapa bakteridapat menginfeksi ikan baik ikan air tawar maupun ikan laut. Kebanyakan bakteri yang menginfeksi ikan tergolong dalam bakteri gram negatif walau beberapa bakteri gram positif juga ada yang dapat menginfeksi ikan. Bakteri tersebut antara lain: Aeromonas hydrophila bakteri ini pada umumnya menginfeksi ikan-ikan air tawar. Di Indonesia penyakit akibat infeksi bakteri tersebut dikenal dengan penyakit bercak merah. Bakteri Flexibacter columnaris biasanya menyebabkan penyakit rontok sirip (fin rot) dan rontaok insang (gill rot). Bakteri dari genus Vibrio (V. alginolyticus, V. parahaemolyticus, V. harveyi, V. anguilarum, V. ichthyoenteri dll) pada umumnya menginfeksi ikan-ikan air laut dan payau. Bakteri gram positif yang sering menginfeksi ikan antara lain adalah: Mycobacterium spp. (merupakan bakteri penyebab tuberculosis pada ikan) dan Streptococcus inae yang dapat menginfeksi baik ikan air tawar maupun ikan air laut.
2.2.4. Virus
Beberapa virus telah terkenal banyak menginfeksi ikan dan udang. Viral nervous necrosis (VNN) dan iridovirus telah banyak merugikan terutama pada budidaya ikan kerapu. Infectious Pancreatic Necrosis (IPN) telah merugikan budidaya ikan salmon. Sedangkan SMBV dan SEMBV telah menjadi masalah bagi budidaya udang windu.
2.2. Diagnosa Penyakit
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenali adanya ketidaknormalan pada ikan-ikan serta mengidentifikasi agen penyebabnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan kemampuan untuk membedakan antara kondisi ikan yang sehat dengan yang sakit, mutlak harus dimiliki oleh petugas kesehatan ikan. Kegiatan pemantauan yang dilakukan secara periodic terhadap kondisi kesehatan ikan termasuk tingkah laku dan kondisi fisik ikan sangat diperlukan. Pengamatan dilapangan meliputi ada tidaknya ikan yang mati, ada tidaknya ikan yang memisahkan diri dari kelompok, ada tidaknya ketidak normalan pada tubuh ikan, merupakan bahan yang penting bagi diagnosa penyakit.
Untuk dapat memastikan penyakit dengan tepat dan cepat diperlukan suatu alat/metode diagnosa yang tepat dan cepat. Ketepatan mendiagnosa suatu penyakit akan menghasilkan suatu cara penanggulangan yang tepat. Oleh karena itu sudah saatnya kita untuk menggunakan metode diagnosa cepat (Rapid diagnostic methode). Immunodiagnotic sekarang sudah banyak dikembangkan di mulai dari Direct agglutination test, fluorescens antibody test (FAT), Immuno-histochemistry sampai ke penggunaan PCR
  http://diyanpleiades.blogspot.com/2013/06/pencegahan-penyakit-pada-ikan-serta.html

Senin, 16 Desember 2013

penyakit dan parasit ikan

Penyakit dan Parasit Ikan
Keberhasilan suatu usaha budidaya ikan tidak terlepas dari masalah penyakit dan parasit ikan. Meskipun jarang terjadi pada kolam-kolam yang terawat dengan baik, wabah penyakit dan parasit yang menyerang ikan dapat menimbulkan kerugian besar bagi petani ikan karena sering menyebabkan kematian ikan secara massal.
Adapun organisme penyebab penyakit dan parasit yang biasa menyerang ikan umumnya berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan hewan invertebrata.
Sebenarnya kerugian yang timbul karena adanya serangan penyakit dan parasit dapat dihindari dengan pengeiolaan koiam secara baik. Apabila kebersihan kolam, kualitas dan kuantitas air terpefihara dengan baik, kemungkinan terjadinya serangan penyakit atau parasit pada ikan yang dibudidayakan dapat diperkecil.
Untuk mengatasi timbulnya masalah penyakit dan parasit pada ikan peliharaan, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara terjangkit maupun penularan penyakit dan parasit terhadap ikan.
Adapun caranya adalah sebagai berikut :
  1. Melalui air, yaitu apabila kita menggunakan air yang telah tercemar oleh bibit penyakit maupun parasit, maka biasanya ikan yang dipelihara akan segera terserang penyakit atau parasit tersebut.
  2. Melalui kontak atau gesekan secara langsung dengan ikan yang terserang penyakit atau parasit. Penebaran ikan-ikan yang tidak sehat biasanya akan berakibat buruk, terutama jika padat penebaran terlalu tinggi.
  3. Melalui alat-alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan-ikan yang terserang penyakit atau parasit. Sebaiknya peralatan yang digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan disterilkan dahulu untuk membunuh penyakit atau parasit.
  4. Terbawa oleh ikan, makan atau tumbuhan dari daerah asalnya dan berkembang dengan pesat dikolam yang baru. Pemindahan ikan, makanan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar oleh penyakit atau parasit sering menimbulkan masalah yang sama di daerah baru. Seringkali pemindahan ikan, makanan atau tumbuhan dari daerah tidak tercemar oleh penyakit atau parasit, dapat menimbulkan serangan di kolam. Hal ini diduga karena individu tersebut di daerah asalnya tidak dapat berkembang sedangkan di daerah baru karena kondisinya sesuai mereka tumbuh dengan pesat.
Adapun usaha untuk mengatasi masalah penyakit dan parasit pada ikan, dapat dilakukan dengan cara pencegahan atau pemberantasan. Tentu saja kerajinan dan keuletan petani ikan sangat menentukan keberhasilan usaha ini.
Tanda-tanda Ikan Yang Terserang
Meskipun usaha pencegahan telah dilakukan dengan sungguh-sungguh kadangkala ikan masih juga terserang penyakit maupun parasit. Hall ini mungkin disebabkan karena adanya proses pembusukan di kolam, baik terhadap kotoran hasil metabolisme maupun sisa makanan. Adanya sampah atau zat-zat buangan yang masuk ke kolam juga dapat memperburuk kondisi perairan.
Padat penebaran yang terlalu tinggi, kondisi ikan yang lemah atau kualitas makanan yang kurang memenuhi persyaratan dapat juga membantu perkembangan penyakit maupun parasit. Untuk mencegah penyerangan penyakit atau parasit ke seluruh ikan yang dipelihara, perlu diketahui secepat mungkin tanda-tanda terjangkitnya.
Adapun tanda-tanda dari ikan yang telah terkena serangan penyakit atau parasit adalah sbb :
  1. Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan.
  2. Nafsu makan mulai berkurang
  3. Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air.
  4. Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba.
  5. Selaput lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi (kesat).
  6. Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor.
  7. Di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas.
  8. Sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja.
  9. Insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan.
  10. Bagian isi perutnya terutama hati, berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi rapuh.
Penggolongan Penyakit dan Parasit Ikan
Berdasarkan daerah penyebaran, penyakit atau parasit ikan dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
  1. Penyakit atau parasit pada kulit
    Penyakit atau parasit ini menyerang bagian kulit ikan sehingga dengan mudah dapat dideteksi. Apabila organisme penyebabnya berukuran cukup besar, maka dengan mudah dapat langsung diidentifikasi. Akan tetapi bila berukuran kecil harus di identifikasi dengan mempergunakan sebuah mikroskop atau dengan mengamati akibat yang timbulkan oleh serangan organisme-organisme tersebut.
    Biasanya ikan yang terserang akan terlihat menjadi pucat dan timbul lendir secara berlebihan. Organisme yang menyerang bagian kulit dapat berasal dari golongan bakteri, virus, jamur atau lainnya. Bila disebabkan oleh jamur, maka akan terlihat bercak-bercak berwama putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit ikan.
    Ikan yang mengalami serangan penyakit atau parasit pada kulitnya, biasanya akan menggosok-gosokkan badannya kebenda-benda disekelilingnya sehingga sering kali menimbulkan luka baru yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.
  2. Penyakit atau parasit pada insang
    Penyakit atau parasit yang menyerang organ insang agak sulit untuk dideteksi secara dini karena menyerang bagian dalam ikan. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif untuk mengetahui adanya serangan penyakit atau parasit pada insang adalah mengamati pola tingkah laku ikan.
    Ciri utama ikan yang terserang organ insangnya adalah menjadi sulit untuk bernafas. Selain itu, tutup insang akan mengembang sehingga sulit untuk ditutup dengan sempurna. Jika serangannya sudah meluas, lembaran-lembaran insang menjadi semakin pucat. Sering pula dijumpai adanya bintik-bintik merah pada insang yang menandakan telah terjadi pendarahan (peradangan). Jika terlihat bintik putih pada insang, kemungkinan besar di sebabkan oleh serangan parasit kecil yang menempel.
  3. Penyakit atau parasit pada organ dalam
    Ciri utama ikan yang terkena serangan penyakit atau parasit pada organ (alat-alat) dalamnya adalah terjadi pembengkakan di bagian perut disertai dengan berdirinya sisik. Akan tetapi dapat terjadi pula bahwa ikan yang terserang organ dalamnya memiliki perut yang sangat kurus.
    Jika pada kotoran ikan sudah dijumpai bercak darah, ini berarti pad usus terjadi pendarahan (peradangan). Jika serangannya sudah mencapai gelembung renang biasanya keseimbangan badan ikan menjadi terganggu sehingga gerakan berenangnya jungkir balik tidak terkontrol.
Sumber : Buletin Mina Diklat, Desember 2002

 http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/penyakit-dan-parasit-ikan/








n-penyakit-pada-ikan-serta.html

pencegahan penyakit

2.3. Penanggulangan Penyakit  dan Pencegahan Penyakit

Penanggulangan penyakit ikan dapat dibagi menjadi tindakan pencegahan (prevention) dan tindakan pengobatan (therapy). Pada dasarnya pencegahan terhadap penyakit ditujukan kepada hal-hal yang dapat menyebabkan tekanan (stress) pada ikan. Tindakan tersebut dapat berupa penerapan manajemen budidaya yang sempurna, penanganan ikan yang tidak kasar, penerapan manajemen pakan serta manajemen qualitas air yang baik. Pemilihan jenis ikan yang tahan terhadap penyakit merupakan salah satu pencegahan yang cukup efektif. Tindakan pencegahan lain yang sekarang banyak diterapkan adalah dengan cara menstimulasi kekebalan tubuh. Kekebalan tersebut bisa spesifik maupun yang non specifik (cellular). Kekebalan specifik dapat di stimulasi dengan memberikan vaksin, sedangkan kekebalan non spesifik dapat dipacu dengan memberikan imunostimulan. Penelitian tentang vaksin di Indonesia telah dimulai tahun 1983 dan telah menunjukan hasil yang menyakinkan (Supriyadi dan Taupik, 1983 ; Supriyadi, 1998). Adapun metode pemberian baik vaksin maupun immostimulan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

a. Cara perendaman (immersion)
b. Melalui pakan (oral)
c. Melalui suntikan (injektion)
Dari ketiga cara tersebut yang paling efektif adalah dengan cara injeksi namun dari segi praktis dan efesiensi cara perendaman yang paling tepat. Kelemahan pemberian vaksin dengan melalui pakan adalah bahwa kecepatan makan tiap-tiap ikan tidak akan sama. Selain itu beberapa enzim pencernaan akan merusakkan antigen.
Tahapan pemberian vaksin dapat berupa vaksin awal (priming) dan vaksinasi ulang (Booster). Keutamaan pemakaian vaksin adalah bahwa kekebalan dapat dipertahankan selama masa pemeliharaan ikan. Masalah yang dihadapi dalam kekebalan ikan adalan bahwa immunoglobulin (Ig) yang terdapat pada ikan pada umumnya tidak mempunyai IgG yang sangat berperan dalam pembentukan antibody. Immunoglobulin yang ada pada ikan hanya yang menyerupai IgM (IgM like) sehingga pembentukan antibody pada ikan tidak seoptimal pembentukan antibody binatang kelas tinggi (Post, 1983)
  http://diyanpleiades.blogspot.com/2013/06/pencegahan-penyakit-pada-ikan-serta.html

pengobatan penyakit ikan


2.4. Pengobatan (Therapy)
Obat (Therapeutic agent) dalam arti luas adalah bahan atau cara yang dapat memacu mengurangi sakit, mengembalikan kesehatan atau yang dapat memperpanjang umur/kehidupan ikan.
Beberapa bahan kimia dan antibiotika telah lama dipakai dalam pengobatan penyakit ikan (Meyer, 1964; Taupik dan Supriyadi, 1986; Supriyadi dan Rukyani, 1990)). Namun penggunaan obat itu sendiri selain tidak dapat memecahkan masalah dengan tuntas juga secara ekonomi sangat mahal. Selain itu penggunaan obat yang terus menerus terutama antibiotika, akan memepercepat terbentuknya organisme yang tahan terhadap antibiotika itu sendiri. Pada dasarnya cara pengobatan pada ikan dapat dibedakan menjadi beberapa cara yaitu:
• Perendaman
• Oral
• Infeksi
• Oles
Cara perendaman bisa dibedakan menjadi perendaman jangka waktu singkat dan jangka waktu lama. Perendaman dengan waktu singkat biasanya konsentrasinya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perendaman jangka waktu lama. Pemberian obat melalui pakan biasanya dilakukan dengan mencampur obat pada pakan, diberikan tiap hari selama periode waktu tertentu. Pemberian obat melalui injeksi dapat dibedakan menjadi intraperitoneal (melaui rongga perut) dan intramuscular (melalui otot daging).
  http://diyanpleiades.blogspot.com/2013/06/pencegahan-penyakit-pada-ikan-serta.html

penyebab terserangnya penyakit terhadap ikan

  1. Penyebab Penyakit Pada Ikan
Penyebab penyakit pada ikan atau peristiwa yang memicu terjadinya penyakit antara lain sebagai berikut :
  1. Stress
Semua perubahan pada lingkungan dianggap sebagai penyebab stress bagi ikan dan untuk itu diperlukan adanya adaptasi dari ikan. Beberapa faktor stress, misalnya suhu air dan salinitas, bisa menyebabkan meningkatnya metabolism ikan, bila ikan dipindahkan dari air tawar yang salinitasnya 0 ppt ke tambak atau laut yang salinitasnya di atas 20 ppt tidak secara bertahap maka ikan akan mengalami kesulitan beradaptasi. Faktor lain misalnya transportasi, dapat menyebabkan tekanan pada system kekebalan dan menghasilkan bermacam penyebab meningkatnya penyakit dan kematian pada ikan. Oleh karena itu kadang-kadang ikan diberi obat penenang sebelum ditransportasikan. Ada juga stres disebabkan dari segi makanan atau pakan yang diberikan, seperti yang terjadi pada ikan lele, jika ikan muda (0,5-5,0 gram) diberi makanan lebih dari 5% berat tubuh segar per hari, usus bagian belakang atau bagian tengah pecah menimbulkan penyakit pada peritoneum. Kemudian timbul radang pada dinding perut yang menyebabkan luka yang berasal dari dalam.
Untuk mengurangi stres pada saat penebaran benih harus hati-hati, ikan yang baru ditangkap atau baru didatangkan tidak boleh langsung dicampurkan dengan ikan-ikan yang lama, namun perlu dilakukan adaptasi suhu terlebih dahulu.
  1. Kekurangan gizi
Ikan yang kekurangan gizi juga merupakan sumber dan penyebab penyakit. Pakan yang kandungan proteinnya rendah akan mengurangi laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang sempurna, dan dapat menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. Kekurangan lemak atau asam lemak akan menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat, kesulitan reproduksi, dan warna kulit yang tidak normal. Kekurangan karbohidrat dan mineral jarang terjadi, kecuali yodium yang dapat menyebabkan gondok. Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan pertumbuhan menurun, mata ikan redup, anemia, kulit pucat, dan pertumbuhan tulang belakang kurang baik.
Pakan yang tidak seimbang atau komponennya berlebihan juga dapat menimbulkan masalah, seperti kelebihan protein dan lemak dapat menimbulkan penimbunan lemak di hati dan ginjal (lipoid liver degeneration) sehingga ikan menjadi gemuk, nafsu makan berkurang, dan bengkat di sekitar perut. Dan kelebihan karbohidrat juga dapat menyebabkan penimbunan lemak di hati dan organ dalam lainya, rongga perut melebar, insang menjadi pucat, telur tertahan, dan kualitasnya menurun.
Pencegahan dilakukan dengan memberikan ikan makanan yang mengandung gizi lengkap, tidak kelebihan gizi, pemberian makanan cukup, tepat waktu, dan makanan tidak mengandung bahan beracun.
  1. Pemberian pakan yang berlebihan
Selain kekurangan gizi sebagai pengebab mudahnya ikan terserang penyakit, pemberian makanan juga mengakibatkan hal yang sama. Ada dua kejadian yang berbahaya bila ikan diberikan pakan yang berlebihan, yaitu ikan mengalami kekenyangan yang berlebihan sehingga usus ikan mudah pecah dan penurunan kualitas air.
Pakan yang berlebihan yang tidak habis dimakan oleh ikan akan tertimbun didasar kolam dan tambak. Dengan demikian akan mempercepat penurunan kualitas air, karena pakan merupakan sumbernbahan organik yang mengalami dekomposisi (terutama protein) akan menjadi ammonia. Sedangkan konsentrasi ammonia yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan.
  1. Keracunan
Keracunan yang bayak dikenal adalah yang disebabkan oleh ion NO2- dan NH3. Tetapi ini terjadi hanya pada kondisi lingkungan tertentu, misalnya penimbunan lumpur dan sisa pakan yang banyak dikolam atau tambak. Gangguan kesehatan lainnya yang sangat tergantung pada keadaan  fisik adalah trauma gelembung gas atau disebut GBT (Gas Bubble Trauma). Penyakit ini terjadi karena air terlalu jenuh dengan gas-gas terutama nitrogen. Tetapi trauma gelembung gas atau GBT juga bisa terjadi karena terlalu jenuhnya oksigen. Terlalu jenuhnya darah dengan gas  bisa terjadi misalnya karena penggunakan air yang dipanaskan, air yang disediakan melalui tekanan yang berlebihan, dan pengaliran air menggunakan pompa-pompa yang rusak dan berlubang. Didalam tubuh ikan, dengan kejenuhan darah seperti tersebut di atas, akan timbul suatu gelembung udara dengan tingkat tertentu dan hal ini akan menyumbat kapiler-kapiler darah. Pecahnya kapiler-kapiler ini menghasilkan hemoragik.
Selain keracunan yang disebutkan di atas, kerucunan juga bisa berasal dari pakan. Misalnya dari bahan baku yang digunakan, aktivitas mikroorganisme yang mencemari pakan dan penurunan/ pengrusakan komponen pakan selama penyimpanan. Ketengikan lemak dapat merusak fungsi hati ikan. Mycotoksin dai Aspergilus flavus dapat menyebabkan tumor hati. Beberapa senyawa lainnya yang tidak beracun tetapi dapat menurunkan kualitas pakan antara lain enzim thiaminase yang dapat merusak thiamin (vitamin B1), trypsin inhibitor yang dapat menghambat aktivitas enzim tripsin.
Keracunan juga bisa berasal dari limbah baik limbah rumah tangga seperti ditergen, limbah pertanian seperti pestida maupun limbah industry seprti Cu, Cd, dan Hg serta berbagai bahan pencemaran lainnya. Kesemuanya ini pada konsentrasi tinggi dapat membahayakan ikan dan para pengkonsumsi ikan.
  1. Memar dan luka
Ikan mengalami memar dan luka karena saling mengigit atau penangganan yang kurang baik. Penyakit ulcus syndrome pada ikan kerapu yang diidentifikasikan disebabkan oleh bakteri vibrio sp. (vibriosis) berawal dari memar dan luka pada ikan (Anonim, 1994).
Selama pengangkutan perlu diperhatikan agar kondisi lingkungan dalam media pengangkut tetap baik, sehingga ikan tidak mengalami gangguan. Untuk menjaga kondisi media pengangkut tetap baik, perlu diperhatikan waktu pengangkutan, jumlah ikan yang diangkut, dan jarak yang ditempuh. Di dalam wadah pengangkut, ukuran ikan harus seragam, terutama ikan-ikan yang mempunyai sifat kanibal (saling memangsa) seperti ikan kerapu, kakap, kuwe, gabus, dan ikan-ikan karnivor lainya. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi saling menyerang antara ikan yang dapat menyebabkan memar dan luka pada ikan. Sebab ikan yang memar dan luka hanya cepat stres, tetapi bagian tubuh yang memar dan luka merupakan media potensial untuk diserang penyakit.
  1. Cacat
Ikan cacat akan kesulitan memperoleh makanan, baik karena pergerakannya lambat atau karena kecacatannya sehingga mengalami kekerdilan. Dan karena itu, sulit bersaing terutama dalam memperoleh makanan. Walaupun demikian ikan cacat bukan hanya merupakan penyakit (non-infeksi) bawaan, tetapi juga karena perlakuan pembenih yang tidak tepat. Misalnya, ikan yang mempunyai kebiasaan memakan makanan di dasar perairan, oleh pembenih diberikan makanan terapung. Perlakuan seperti ini akan menyebabkan ikan menderita mata juling. Begitu juga ikan yang mengalami pembengkokan tulang. Mungkin saja telur ikan ditetaskan terserang penyakit terlebih dahulu sebelum menetas. Oleh karena itu, pembenih juga harus dapat memastikan media air yang digunakan maupun telur yang hendak ditetaskan adalah dalam kondisi optimal.
  1. Kualitas air
Bila kualitas air tidak dalam kondisi optimum untuk keperluan kehidupan ikan, misalya tingkat bahan organik  di dasar kolam  atau tambak yang tinggi. Kualitas air juga mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan sito-patologi dan histo-patologi pada ikan. Kosentrasi amonia yang tinggi bisa menyebabkan perubahan histologis pada jaringan insang walaupun secara lambat tetapi terus menerus.
Menjaga agar kualitas air tetap optimum bagi kebutuhan ikan yang dibudidayakan, berarti menjaga kesehatan ikan dan mencegah serangan penyakit. Kualitas air yang optimum dapat dipertahankan dari kegiatan memilih lokasi yang ideal, menggunakan dan membuat wadah budidaya yang cocok, dan melaksanakan pengololaan usaha budidaya ikan secara benar, seperti memilih benih yang berkualitas, pemberian pakan yang cukup dan bermutu serta tepat waktu, pergantian air, pengelolaan tanah, dan sebagainya.
  1. Hama
Penyakit juga dapat disebabkan oleh hama yang secara sengaja maupun tidak sengaja masuk ke dalam wadah pemeliharaan. Hama selain mengganggu ikan pemeliharaan dalam bentuk memangsa, menyaingi, dan merusak wadah budidaya, juga dapat membawa  organisme penyakit seperti virus, perasit, bakteri atau jamur. Ikan pemeliharaan yang terluka akibat terserang pemangsa akan mudah stres, dan bagian yang memar atau terluka merupakan media yang potensial terjadinya serangan penyakit infeksi.
https://mazara30.wordpress.com/2012/10/09/faktor-faktor-penyebab-penyakit-pada-ikan/

budidaya ikan konsumsi air tawar

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI AIR TAWAR
budidaya ikan air tawarPotensi usaha ikan air tawar akan semakin menggiurkan, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Memang, sebagian besar konsumsi ikan saat ini masih dipasok oleh hasil perikanan tangkap atau ikan laut. Namun diramalkan pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap. Bahkan tahun 2021 kebutuhan ikan air tawar akan menyentuh angka 172 juta ton per tahun, naik lebih dari 15 persen dari kebutuhan rata-rata saat ini. Angka-angka tersebut dirilis oleh Badan Pangan PBB tahun 2011.
Mengapa demikian, karena perikanan tangkap yang ada saat ini sudah overfishing. Sehingga ikan di laut semakin sulit didapatkan. Bahkan bila tidak ada perubahan model produksi, para peneliti meramalkan pada tahun 2048 tak ada lagi ikan untuk ditangkap. Dengan kata lain, tidak ada lagi menu seafood di piring kita! Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dunia diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan air tawar sebagai subtitusi ikan laut. Sehingga kita bisa memberikan ruang kepada biota laut untuk berkembang biak.

Tingkat konsumsi ikan

Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar potensial untuk produk perikanan. Apalagi fakta saat ini menunjukkan konsumsi ikan perkapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara berkembang lainnya. Kalau kita menilik pada angka konsumsi perkapita ikan yang dikeluarkan Kementrian Kelautan pada tahun 2011, Indonesia hanya berada diangka 31,5 kg per tahun, bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 55,4 kg per tahun. Hanya saja yang menjanjikan adalah pertumbuhan rata-rata atau kenaikan jumlah konsumsi ikan di Indonesia yang naik 16,7 persen per tahun. Jauh diatas Malaysia yang hanya 1,26 persen per tahun.
Seperti diketahui luas, daging ikan mempunyai kandungan gizi yang baik. Ikan dipandang sebagai sumber protein hewani yang baik dibanding sumber lainnya. Dalam daging ikan terdapat asam lemak bebas omega-3, suatu zat yang sangat berguna bagi perkembangan kecerdasan pada anak-anak. Omega-3 juga bermanfaat menekan kolesterol dalam darah. Dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia, kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan semakin tinggi. Ditambah lagi dengan adanya program Gemar Makan Ikan yang dikampanyekan Kementerian Kelautan RI, angka konsumsi akan terus bergerak naik.

Produksi ikan air tawar

Dari sisi produksi, pada tahun 2011 produksi perikanan nasional mencapai 12,39 juta ton. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap sebanyak 5,41 juta ton dan produksi perikanan budidaya 6,98 juta ton. Dari total produksi perikanan budidaya, jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan angka hingga 1,1 juta ton. Sisanya adalah budidaya tambak air payau, budidaya di laut, budidaya dalam keramba dan budidaya jaring apung.
Kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar pun cukup pesat yaitu berkisar 11 persen setiap tahun. Hal ini menujukkan ada gairah besar di masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar. Tentunya pertumbuhan produksi ini mengacu pada permintaan pasar yang terus meningkat.
Lebih dari 70 persen produksi ikan air tawar diserap oleh pasar dalam negeri. Pulau Jawa menjadi penyerap terbesar mengingat jumlah penduduknya yang padat. Apabila dilihat dari potensinya, kebutuhan untuk pulau Jawa saja masih akan terus berkembang. Mengingat, konsumsi per kapita ikan di Jawa masih di bawah konsumsi per kapita di luar Jawa.

Budidaya ikan air tawar

Produksi budidaya ikan air tawar dalam kolam didominasi oleh ikan mas, lele, patin, nila dan gurame. Lima jenis ikan tersebut menyumbang lebih dari 80 persen dari total produksi. Secara umum komersialisasi budidaya ikan air tawar dibagi dua segmen, yaitu pembibitan dan pembesaran. Budidaya pembibitan bertujuan untuk menghasilkan bibit bagi para peternak ikan. Sedangkan budidaya pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan siap konsumsi. Berikut sekilas profil ikan air tawar yang paling banyak diproduksi di Indonesia.

a. Ikan mas

Proses pemijahan ikan mas diluar persiapan indukan memakan waktu 5-7 hari hingga dihasilkan larva. Kemudian larva dibesarkan sampai berukuran 5 cm atau bobot sekitar 2,5 gram satu bulan. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk budidaya pembibitan ikan mas sekitar 5 minggu.
Kemudian ikan dijual kepada peternak pembesaran. Pembesaran untuk ikan mas ada dua segmen yaitu, dari bibit berukuran 2,5 gram menjadi ikan ukuran 50 gram. Waktu yang dibutuhkan satu bulan. Kemudian pembesaran untuk konsumsi, yaitu dari ukuran 50 gram atau 20 ekor per kg menjadi 4 ekor per kg. Untuk tahap ini membutuhkan waktu 3 bulan.

b. Ikan lele

Terdapat tiga jenis lele yang umum dibudidayakan di Indonesia, silahkan lihat jenis-jenis lele budidaya. Segmen pembibitan untuk ikan lele dimulai dari pemijahan dan penetasan telur. Penetasan telur menjadi larva membutuhkan waktu 1-2 hari. Kemudian perlu waktu sekitar 7 hari lagi agar larva kuat untuk dipindahkan. Setelah larva jadi dibutuhkan waktu hingga 1-2 bulan untuk membesarkan ikan lele hingga berukuran 5-10 cm.
Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang bisa dibudidayakan dengan kepadatan tinggi, sekitar 100-300 ekor per meter kubik. Pembesaran ikan lele dimulai dari ukuran 5-10 cm. Untuk membesarkan lele dari jenis sangkuriang sampai ukuran konsumsi sekitar 9-10 ekor per kg dibutuhkan waktu 60 hari, silahkan lihat panduan lengkap budidaya ikan lele. Rasio pakan menjadi daging untuk jenis lele sangkuriang sangat tinggi, bisa mencapai 1:1. Artinya setiap pemberian pakan sebanyak 1 kg akan dihasilkan 1 kg peretambahan berat lele.

c. Ikan patin

Pembibitan ikan patin memerlukan keterampilan khusus dan harus dilakukan tenaga terlatih. Pembesaran larva sampai siap di tebar di kolam pembesaran membutuhkan waktu 3-4 minggu. Ada tiga tahap pembesaran larva yaitu umur 1-9 hari, 10-13 hari dan 14-21 hari.
Patin bisa dibesarkan dengan kepadatan 20-30 ekor per meter kubik. Tidak ada patokan ukuran ikan patin siap konsumsi, sangat tergantung selera pasar masing-masing daerah. Biasanya para pembudidaya membesarkan patin hingga panen dalam jangka waktu 6 bulan, apabila lebih dari itu pemeliharaan sudah tidak ekonomis lagi.

d. Ikan nila

Usaha budidaya ikan nila cocok dilakukan di daerah yang memiliki sumber air yang bersih. Nila merupakan ikan air tawar yang mudah dipelihara dan gangguan penyakitnya tidak begitu banyak. Pembibitan nila cukup mudah. Dari sepasang indukan bisa dihasilkan 250-1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas menjadi larva 10-13 hari dalam mulut si induk hingga siap didederkan untuk pembesaran. Waktu persiapan dari telur hingga menjadi benih pembesaran berukuran 5-8 cm atau 5 gram, diperlukan waktu 60 hari.
Pembesaran ikan nila sangat cepat, untuk jenis nila GIFT bisa tumbuh 4,1 gram per hari. Nila jantan dan betina memiliki kemampuan tumbuh yang berbeda. Jantan tumbuh 40 persen lebih cepat dibanding betina. Bila sudah mencapai 200 gram, pertumbuhan nila betina melambat drastis, sedangkan jantan tetap tumbuh. Namun jangan khawatir, saat ini sudah ada teknologi jantanisasi. Dengan teknik tertentu semua nila bisa diubah menjadi jantan. Nila GIFT dikonsumsi pada ukuran 5 ekor per kg, dibutuhkan waktu 4 bulan untuk membesarkan nila di kolam air tawar.

e. Ikan gurame

Perlu beberapa tahapan untuk membibitkan gurame dari mulai pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva. Umumnya, larva yang telah menetas dan berumur 8-9 hari sudah siap dipindahkan dan didederkan. Kemudian dibutuhkan waktu pendederan selama 170 hari untuk bisa menghasilkan benih yang siap untuk pembesaran.
Di daerah Cianjur, Jawa Barat ikan gurame biasa dibesarkan sampai ukuran 3-4 kg dan dibudidayakan dikolam-kolam pekarangan. Namun proses pembesaran seperti itu tidak ekonomis kalau dilakukan secara intensif. Kecuali, kita sudah mempunyai saluran pemasaran khusus. Pembesaran ikan gurame sampai tahap konsumsi ukuran 1 kg per ekor dari bibit sebesar 250 gram per ekor memerlukan waktu 4 bulan.
sumber: http://www.alamtani.com/ikan-air-tawar.html

budidaya ikan konsumsi

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI
 Tuntutan hidup dan kebutuhan manusia semakin bertambah setiap harinya. Hal itu dapat diatasi dengan mempunyai jumlah penghasilan yang cukup. Sayangnya, sempitnya lapangan kerja dan bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin sulit mencari penghasilan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Jika kita mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, tentu hal itu tidak akan menjadi masalah. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan budi daya ikan.
ikan
Kebutuhan ikan konsumsi di pasaran mayoritas berasal dari hasil budi daya. Budi daya ikan tergolong cukup murah untuk diusahakan dan dapat dilakukan dengan biaya terjangkau sehingga siapa saja bisa terjun dalam usaha ini. Tidak heran jika saat ini budi daya ikan semakin berkembang termasuk salah satunya budi daya di pekarangan rumah dengan menggunakan kolam terpal. Kolam terpal banyak digunakan dalam budi daya ikan karena cocok untuk lahan sempit dan modal terbatas.
Sebelum terjun langsung ke lapangan tentunya para pembudidaya harus mempunyai gambaran mengenai selera dan perkembangan pasar, baik jenis ikan yang akan dibudidayakan maupun segmen usaha mana yang akan digeluti. Bagi pembudidaya pemula sebaiknya memilih ikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Sebagai contoh, lele merupakan jenis ikan yang banyak dibudidayakan dan banyak dibutuhkan. Pembudidaya juga dituntut untuk mengikuti perkembangan pasar, mulai dari jenis ikan yang populer, volume ikan di pasaran, sampai fluktuasi harga yang terjadi.
kolam

Budi daya ikan dapat menghasilkan keuntungan yang besar mulai dari awal usaha. Hal itu bisa terjadi bila ikan yang dihasilkan merupakan ikan yang bernilai tinggi atau banyak diminati masyarakat, sedangkan orang yang membudidayakannya baru sedikit. Ikan konsumsi yang bisa dibudidayakan di kolam terpal sangat banyak jenisnya. Mulai dari gurame, lele, belut, patin, nila, bawal, mujair, hingga lobster air tawar. Ingin mengetahui cara budi dayanya?
sumber: http://penebar-swadaya.com/penebar/wp-content/uploads/2013/05/ikan.jpg