-
Penyebab Penyakit Pada Ikan
Penyebab penyakit pada ikan atau peristiwa yang memicu terjadinya penyakit antara lain sebagai berikut :
-
Stress
Semua
perubahan pada lingkungan dianggap sebagai penyebab stress bagi ikan
dan untuk itu diperlukan adanya adaptasi dari ikan. Beberapa faktor
stress, misalnya suhu air dan salinitas, bisa menyebabkan meningkatnya
metabolism ikan, bila ikan dipindahkan dari air tawar yang salinitasnya 0
ppt ke tambak atau laut yang salinitasnya di atas 20 ppt tidak secara
bertahap maka ikan akan mengalami kesulitan beradaptasi. Faktor lain
misalnya transportasi, dapat menyebabkan tekanan pada system kekebalan
dan menghasilkan bermacam penyebab meningkatnya penyakit dan kematian
pada ikan. Oleh karena itu kadang-kadang ikan diberi obat penenang
sebelum ditransportasikan. Ada juga stres disebabkan dari segi makanan
atau pakan yang diberikan, seperti yang terjadi pada ikan lele, jika
ikan muda (0,5-5,0 gram) diberi makanan lebih dari 5% berat tubuh segar
per hari, usus bagian belakang atau bagian tengah pecah menimbulkan
penyakit pada peritoneum. Kemudian timbul radang pada dinding perut yang
menyebabkan luka yang berasal dari dalam.
Untuk
mengurangi stres pada saat penebaran benih harus hati-hati, ikan yang
baru ditangkap atau baru didatangkan tidak boleh langsung dicampurkan
dengan ikan-ikan yang lama, namun perlu dilakukan adaptasi suhu terlebih
dahulu.
-
Kekurangan gizi
Ikan
yang kekurangan gizi juga merupakan sumber dan penyebab penyakit. Pakan
yang kandungan proteinnya rendah akan mengurangi laju pertumbuhan,
proses reproduksi kurang sempurna, dan dapat menyebabkan ikan menjadi
mudah terserang penyakit. Kekurangan lemak atau asam lemak akan
menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat, kesulitan reproduksi, dan warna
kulit yang tidak normal. Kekurangan karbohidrat dan mineral jarang
terjadi, kecuali yodium yang dapat menyebabkan gondok. Kekurangan
vitamin dapat mengakibatkan pertumbuhan menurun, mata ikan redup,
anemia, kulit pucat, dan pertumbuhan tulang belakang kurang baik.
Pakan
yang tidak seimbang atau komponennya berlebihan juga dapat menimbulkan
masalah, seperti kelebihan protein dan lemak dapat menimbulkan
penimbunan lemak di hati dan ginjal (lipoid liver degeneration) sehingga
ikan menjadi gemuk, nafsu makan berkurang, dan bengkat di sekitar
perut. Dan kelebihan karbohidrat juga dapat menyebabkan penimbunan lemak
di hati dan organ dalam lainya, rongga perut melebar, insang menjadi
pucat, telur tertahan, dan kualitasnya menurun.
Pencegahan
dilakukan dengan memberikan ikan makanan yang mengandung gizi lengkap,
tidak kelebihan gizi, pemberian makanan cukup, tepat waktu, dan makanan
tidak mengandung bahan beracun.
-
Pemberian pakan yang berlebihan
Selain
kekurangan gizi sebagai pengebab mudahnya ikan terserang penyakit,
pemberian makanan juga mengakibatkan hal yang sama. Ada dua kejadian
yang berbahaya bila ikan diberikan pakan yang berlebihan, yaitu ikan
mengalami kekenyangan yang berlebihan sehingga usus ikan mudah pecah dan
penurunan kualitas air.
Pakan
yang berlebihan yang tidak habis dimakan oleh ikan akan tertimbun
didasar kolam dan tambak. Dengan demikian akan mempercepat penurunan
kualitas air, karena pakan merupakan sumbernbahan organik yang mengalami
dekomposisi (terutama protein) akan menjadi ammonia. Sedangkan
konsentrasi ammonia yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya
keracunan pada ikan.
-
Keracunan
Keracunan yang bayak dikenal adalah yang disebabkan oleh ion NO2- dan NH3.
Tetapi ini terjadi hanya pada kondisi lingkungan tertentu, misalnya
penimbunan lumpur dan sisa pakan yang banyak dikolam atau tambak.
Gangguan kesehatan lainnya yang sangat tergantung pada keadaan fisik
adalah trauma gelembung gas atau disebut GBT (Gas Bubble Trauma).
Penyakit ini terjadi karena air terlalu jenuh dengan gas-gas terutama
nitrogen. Tetapi trauma gelembung gas atau GBT juga bisa terjadi karena
terlalu jenuhnya oksigen. Terlalu jenuhnya darah dengan gas bisa
terjadi misalnya karena penggunakan air yang dipanaskan, air yang
disediakan melalui tekanan yang berlebihan, dan pengaliran air
menggunakan pompa-pompa yang rusak dan berlubang. Didalam tubuh ikan,
dengan kejenuhan darah seperti tersebut di atas, akan timbul suatu
gelembung udara dengan tingkat tertentu dan hal ini akan menyumbat
kapiler-kapiler darah. Pecahnya kapiler-kapiler ini menghasilkan
hemoragik.
Selain
keracunan yang disebutkan di atas, kerucunan juga bisa berasal dari
pakan. Misalnya dari bahan baku yang digunakan, aktivitas mikroorganisme
yang mencemari pakan dan penurunan/ pengrusakan komponen pakan selama
penyimpanan. Ketengikan lemak dapat merusak fungsi hati ikan. Mycotoksin
dai Aspergilus flavus dapat menyebabkan tumor hati. Beberapa senyawa
lainnya yang tidak beracun tetapi dapat menurunkan kualitas pakan antara
lain enzim thiaminase yang dapat merusak thiamin (vitamin B1), trypsin
inhibitor yang dapat menghambat aktivitas enzim tripsin.
Keracunan
juga bisa berasal dari limbah baik limbah rumah tangga seperti
ditergen, limbah pertanian seperti pestida maupun limbah industry seprti
Cu, Cd, dan Hg serta berbagai bahan pencemaran lainnya. Kesemuanya ini
pada konsentrasi tinggi dapat membahayakan ikan dan para pengkonsumsi
ikan.
-
Memar dan luka
Ikan
mengalami memar dan luka karena saling mengigit atau penangganan yang
kurang baik. Penyakit ulcus syndrome pada ikan kerapu yang
diidentifikasikan disebabkan oleh bakteri vibrio sp. (vibriosis) berawal
dari memar dan luka pada ikan (Anonim, 1994).
Selama
pengangkutan perlu diperhatikan agar kondisi lingkungan dalam media
pengangkut tetap baik, sehingga ikan tidak mengalami gangguan. Untuk
menjaga kondisi media pengangkut tetap baik, perlu diperhatikan waktu
pengangkutan, jumlah ikan yang diangkut, dan jarak yang ditempuh. Di
dalam wadah pengangkut, ukuran ikan harus seragam, terutama ikan-ikan
yang mempunyai sifat kanibal (saling memangsa) seperti ikan kerapu,
kakap, kuwe, gabus, dan ikan-ikan karnivor lainya. Hal ini perlu
diperhatikan agar tidak terjadi saling menyerang antara ikan yang dapat
menyebabkan memar dan luka pada ikan. Sebab ikan yang memar dan luka
hanya cepat stres, tetapi bagian tubuh yang memar dan luka merupakan
media potensial untuk diserang penyakit.
-
Cacat
Ikan
cacat akan kesulitan memperoleh makanan, baik karena pergerakannya
lambat atau karena kecacatannya sehingga mengalami kekerdilan. Dan
karena itu, sulit bersaing terutama dalam memperoleh makanan. Walaupun
demikian ikan cacat bukan hanya merupakan penyakit (non-infeksi) bawaan,
tetapi juga karena perlakuan pembenih yang tidak tepat. Misalnya, ikan
yang mempunyai kebiasaan memakan makanan di dasar perairan, oleh
pembenih diberikan makanan terapung. Perlakuan seperti ini akan
menyebabkan ikan menderita mata juling. Begitu juga ikan yang mengalami
pembengkokan tulang. Mungkin saja telur ikan ditetaskan terserang
penyakit terlebih dahulu sebelum menetas. Oleh karena itu, pembenih juga
harus dapat memastikan media air yang digunakan maupun telur yang
hendak ditetaskan adalah dalam kondisi optimal.
-
Kualitas air
Bila
kualitas air tidak dalam kondisi optimum untuk keperluan kehidupan
ikan, misalya tingkat bahan organik di dasar kolam atau tambak yang
tinggi. Kualitas air juga mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan
sito-patologi dan histo-patologi pada ikan. Kosentrasi amonia yang
tinggi bisa menyebabkan perubahan histologis pada jaringan insang
walaupun secara lambat tetapi terus menerus.
Menjaga
agar kualitas air tetap optimum bagi kebutuhan ikan yang dibudidayakan,
berarti menjaga kesehatan ikan dan mencegah serangan penyakit. Kualitas
air yang optimum dapat dipertahankan dari kegiatan memilih lokasi yang
ideal, menggunakan dan membuat wadah budidaya yang cocok, dan
melaksanakan pengololaan usaha budidaya ikan secara benar, seperti
memilih benih yang berkualitas, pemberian pakan yang cukup dan bermutu
serta tepat waktu, pergantian air, pengelolaan tanah, dan sebagainya.
-
Hama
Penyakit
juga dapat disebabkan oleh hama yang secara sengaja maupun tidak
sengaja masuk ke dalam wadah pemeliharaan. Hama selain mengganggu ikan
pemeliharaan dalam bentuk memangsa, menyaingi, dan merusak wadah
budidaya, juga dapat membawa organisme penyakit seperti virus, perasit,
bakteri atau jamur. Ikan pemeliharaan yang terluka akibat terserang
pemangsa akan mudah stres, dan bagian yang memar atau terluka merupakan
media yang potensial terjadinya serangan penyakit infeksi.
https://mazara30.wordpress.com/2012/10/09/faktor-faktor-penyebab-penyakit-pada-ikan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar