Jumat, 13 Desember 2013

budidaya ikan kue

Budidaya Ikan Kuwe

Kuwe merupakan salah satu jenis ikan permukam (pelagis). Ikan yang sangat digemari oleh masyarakat ini hidup pada perairan pantai dangkal, karang, dan batu karang. Di beberapa restoran sea food harga ikan kuwe berukuran 300-400 g berkisar Rp 15.o00 - Rp 20.000/ekor (2005). Adapun harga Gnathanodon speciosus saat berukuran kecil (3-5 cm) pada tahun 2007 adalah Rp 3.000 - Rp 5.000 per ekor. Ikan tersebut juga merupakan ikan hias yang diberi nama pidana kuning.


A. Sistematika
Famili : Carangidae
Spesies : Gnathanodon speciosus, Caranx melampygus, Carangoides uii, C. chrysophrys, C. talamparoides
Nama dagang : trevally
Nama lokal : bubara, kuwe macan (G. speciosus)


B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi

1. Ciri fisik
Tubuh kuwe berbentuk oval dan pipih. Warna tubulmya bervariasi, yaitu biru bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh ditutupi sisik halus berbentuk cycloid.

2. Pertumbuhan dan perkembangan
Kuwe dapat berenang cepat dan memiliki laju pertumbuban yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan laut lainnya. Ikan ini bersifat karnivora. Adapun pakan utamanya, yaitu ikan dan crustasea berukuran kecil. Ikan ini juga efisien memanfaatkan pakan serta mampu hidup dalam kondisi yang cukup padat.


C. Pemilihan Lokasi Budidaya
Lokasi yang tepat untuk budi daya ikan kuwe adalah teluk yang terlindung dari ombak dan badai dan memiliki pola pergantian massa air yang baik.


D. Wadah Budi Daya
Ikan kuwe mempunyai prospek yang cukup baik untuk
dibudidayakan dalam karamba jaring apung. Salah satu keunggulan budi daya ikan dalam KJA adalah waktu panen dapat diatur menyesuaikan harga ikan di pasar sehingga akan diperoleh harga jual yang lebih tinggi.


E. Pengelolaan Budi Daya

1. Pengadaan benih
Pembenihan secara massal di hatchery telah berhasil dilakukan di Gondol, Bali. Namun, hingga kini sumber benih ikan kuwe di daerah terpencil masih dari alam. Benih dengan ukuran sekitar 20-25 g banyak tersebar pada perairan dangkal di sekitar daerah padang lamun. Benih tersebut dapat ditangkap dengan penggunaan alat tangkap, seperti redi (pukat pantai), sero, bandrong jaring angkat), dan bagan.


2. Penebaran benih
Penebaran ikan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Benih dimasukkan ke dalam karamba secara perlahan-lahan. Sebelum penebaran, kondisi kualitas air harus diperhatikan. Apabila kualitas air pengangkutan berbeda dengan kualitas air lokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi secara perlahan-lahan, terutama terhadap salinitas dan suhu.

Benih berukuran 20-25 g dapat ditebar dengan kepadatan sekitar 15o ekor/m3 untuk pemeliharaan selama 3 bulan. Apabila ikan telah mencapai bobot >250 g/ekor, padat penebaran harus dikurangi sampai 100 ekor/m3.


3. pemberian pakan

Ikan kuwe bersifat karnivora. Ikan ini di alam memakan ikan dan krustasea kecil. Oleh karena itu, hingga saat ini pakan yang terbaik untuk budi daya ikan kuwe masih berupa ikan rucah yang dipotong-potong sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya.

pakan diberikan sekitar 8-6% bobot badan per hari pada pagi dan sore hari. Perubahan jumlah pemberian pakan dilakukan setiap bulan setelah dilakukan pengukuran pertumbuhan. Adapun penggunaan pelet komersial juga bisa dilakukan. Pelet yang diberikan berupa pelet tenggelam dengan frekuensi pemberian pelet dua kali sehari dengan jumlah pemberian hingga kenyang.


F. Pengenddian Hama dan Penyaldt
Selama pemeliharaan ikan sering ditemukan parasit eksternal yang umum pada ikan budi daya laut, yaitu kutu kulit. Ada dua jenis kutu kulit yang ditemukan, yaitu Neobenedenia dan Benedenia. Jenis yang disebut pertama bersifat lebih patogen dibandingkan jenis kedua.

Neobenedenia tidak hanya menyerang permukaan tubuh, tetapi juga mata yang dapat menyebabkan kebutaan dengan infeksi sekunder oleh bakteri.

Upaya pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut adalah sebagai berikut.
- pemberian pakan harus cukup memadai dan tidak berlebihan.
- Kepadatan tebar tidak terlalu tinggi.
- Perendaman dengan air tawar selama 5—10 menit, tiga hari berturut-turut.
- Perendaman dengan hydrogen peroxida 150 ppm selama 30 menit dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan interval waktu 7 hari.


G. Panen
Setelah pemeliharaan selama 5-6 bulan, ikan kuwe dapat dipanen dengan ukuran konsumsi (300-400 g). Dengan kelangsungan hidup 70-95%, dapat dihasilkan ikan rata-rata 28 kg/m3. Pemanenan ikan dalam KJA sangat mudah dilakukan. Sistem pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif tergantung kebutuhan. ..http://muharrudin.mywapblog.com/teknik-budidaya-ikan-kerapu-2.xhtml
 Ikan Kuwe

Kuwe merupakan salah satu jenis ikan permukam (pelagis). Ikan yang sangat digemari oleh masyarakat ini hidup pada perairan pantai dangkal, karang, dan batu karang. Di beberapa restoran sea food harga ikan kuwe berukuran 300-400 g berkisar Rp 15.o00 - Rp 20.000/ekor (2005). Adapun harga Gnathanodon speciosus saat berukuran kecil (3-5 cm) pada tahun 2007 adalah Rp 3.000 - Rp 5.000 per ekor. Ikan tersebut juga merupakan ikan hias yang diberi nama pidana kuning.


A. Sistematika
Famili : Carangidae
Spesies : Gnathanodon speciosus, Caranx melampygus, Carangoides uii, C. chrysophrys, C. talamparoides
Nama dagang : trevally
Nama lokal : bubara, kuwe macan (G. speciosus)


B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi

1. Ciri fisik
Tubuh kuwe berbentuk oval dan pipih. Warna tubulmya bervariasi, yaitu biru bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh ditutupi sisik halus berbentuk cycloid.

2. Pertumbuhan dan perkembangan
Kuwe dapat berenang cepat dan memiliki laju pertumbuban yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan laut lainnya. Ikan ini bersifat karnivora. Adapun pakan utamanya, yaitu ikan dan crustasea berukuran kecil. Ikan ini juga efisien memanfaatkan pakan serta mampu hidup dalam kondisi yang cukup padat.


C. Pemilihan Lokasi Budidaya
Lokasi yang tepat untuk budi daya ikan kuwe adalah teluk yang terlindung dari ombak dan badai dan memiliki pola pergantian massa air yang baik.


D. Wadah Budi Daya
Ikan kuwe mempunyai prospek yang cukup baik untuk
dibudidayakan dalam karamba jaring apung. Salah satu keunggulan budi daya ikan dalam KJA adalah waktu panen dapat diatur menyesuaikan harga ikan di pasar sehingga akan diperoleh harga jual yang lebih tinggi.


E. Pengelolaan Budi Daya

1. Pengadaan benih
Pembenihan secara massal di hatchery telah berhasil dilakukan di Gondol, Bali. Namun, hingga kini sumber benih ikan kuwe di daerah terpencil masih dari alam. Benih dengan ukuran sekitar 20-25 g banyak tersebar pada perairan dangkal di sekitar daerah padang lamun. Benih tersebut dapat ditangkap dengan penggunaan alat tangkap, seperti redi (pukat pantai), sero, bandrong jaring angkat), dan bagan.


2. Penebaran benih
Penebaran ikan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Benih dimasukkan ke dalam karamba secara perlahan-lahan. Sebelum penebaran, kondisi kualitas air harus diperhatikan. Apabila kualitas air pengangkutan berbeda dengan kualitas air lokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi secara perlahan-lahan, terutama terhadap salinitas dan suhu.

Benih berukuran 20-25 g dapat ditebar dengan kepadatan sekitar 15o ekor/m3 untuk pemeliharaan selama 3 bulan. Apabila ikan telah mencapai bobot >250 g/ekor, padat penebaran harus dikurangi sampai 100 ekor/m3.


3. pemberian pakan

Ikan kuwe bersifat karnivora. Ikan ini di alam memakan ikan dan krustasea kecil. Oleh karena itu, hingga saat ini pakan yang terbaik untuk budi daya ikan kuwe masih berupa ikan rucah yang dipotong-potong sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya.

pakan diberikan sekitar 8-6% bobot badan per hari pada pagi dan sore hari. Perubahan jumlah pemberian pakan dilakukan setiap bulan setelah dilakukan pengukuran pertumbuhan. Adapun penggunaan pelet komersial juga bisa dilakukan. Pelet yang diberikan berupa pelet tenggelam dengan frekuensi pemberian pelet dua kali sehari dengan jumlah pemberian hingga kenyang.


F. Pengenddian Hama dan Penyaldt
Selama pemeliharaan ikan sering ditemukan parasit eksternal yang umum pada ikan budi daya laut, yaitu kutu kulit. Ada dua jenis kutu kulit yang ditemukan, yaitu Neobenedenia dan Benedenia. Jenis yang disebut pertama bersifat lebih patogen dibandingkan jenis kedua.

Neobenedenia tidak hanya menyerang permukaan tubuh, tetapi juga mata yang dapat menyebabkan kebutaan dengan infeksi sekunder oleh bakteri.

Upaya pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut adalah sebagai berikut.
- pemberian pakan harus cukup memadai dan tidak berlebihan.
- Kepadatan tebar tidak terlalu tinggi.
- Perendaman dengan air tawar selama 5—10 menit, tiga hari berturut-turut.
- Perendaman dengan hydrogen peroxida 150 ppm selama 30 menit dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan interval waktu 7 hari.


G. Panen
Setelah pemeliharaan selama 5-6 bulan, ikan kuwe dapat dipanen dengan ukuran konsumsi (300-400 g). Dengan kelangsungan hidup 70-95%, dapat dihasilkan ikan rata-rata 28 kg/m3. Pemanenan ikan dalam KJA sangat mudah dilakukan. Sistem pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif tergantung kebutuhan.
http://infobudayadanpeternakan.blogspot.com/2009/04/budidaya-ikan-kuwe.html

2 komentar: