Budidaya Ikan Kuwe
Kuwe merupakan salah satu jenis ikan permukam
(pelagis). Ikan yang sangat digemari oleh masyarakat ini hidup pada
perairan pantai dangkal, karang, dan batu karang. Di beberapa restoran
sea food harga ikan kuwe berukuran 300-400 g berkisar Rp 15.o00 - Rp
20.000/ekor (2005). Adapun harga Gnathanodon speciosus
saat berukuran kecil (3-5 cm) pada tahun 2007 adalah Rp 3.000 - Rp
5.000 per ekor. Ikan tersebut juga merupakan ikan hias yang diberi nama
pidana kuning.
A. Sistematika
Famili : Carangidae
Spesies : Gnathanodon speciosus, Caranx melampygus, Carangoides uii, C. chrysophrys, C. talamparoides
Nama dagang : trevally
Nama lokal : bubara, kuwe macan (G. speciosus)
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Tubuh
kuwe berbentuk oval dan pipih. Warna tubulmya bervariasi, yaitu biru
bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh
ditutupi sisik halus berbentuk cycloid.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Kuwe
dapat berenang cepat dan memiliki laju pertumbuban yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis ikan laut lainnya. Ikan ini bersifat
karnivora. Adapun pakan utamanya, yaitu ikan dan crustasea berukuran
kecil. Ikan ini juga efisien memanfaatkan pakan serta mampu hidup dalam
kondisi yang cukup padat.
C. Pemilihan Lokasi Budidaya
Lokasi
yang tepat untuk budi daya ikan kuwe adalah teluk yang terlindung dari
ombak dan badai dan memiliki pola pergantian massa air yang baik.
D. Wadah Budi Daya
Ikan kuwe mempunyai prospek yang cukup baik untuk
dibudidayakan
dalam karamba jaring apung. Salah satu keunggulan budi daya ikan dalam
KJA adalah waktu panen dapat diatur menyesuaikan harga ikan di pasar
sehingga akan diperoleh harga jual yang lebih tinggi.
E. Pengelolaan Budi Daya
1. Pengadaan benih
Pembenihan
secara massal di hatchery telah berhasil dilakukan di Gondol, Bali.
Namun, hingga kini sumber benih ikan kuwe di daerah terpencil masih dari
alam. Benih dengan ukuran sekitar 20-25 g banyak tersebar pada perairan
dangkal di sekitar daerah padang lamun. Benih tersebut dapat ditangkap
dengan penggunaan alat tangkap, seperti redi (pukat pantai), sero,
bandrong jaring angkat), dan bagan.
2. Penebaran benih
Penebaran
ikan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Benih dimasukkan ke
dalam karamba secara perlahan-lahan. Sebelum penebaran, kondisi kualitas
air harus diperhatikan. Apabila kualitas air pengangkutan berbeda
dengan kualitas air lokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi secara
perlahan-lahan, terutama terhadap salinitas dan suhu.
Benih
berukuran 20-25 g dapat ditebar dengan kepadatan sekitar 15o ekor/m3
untuk pemeliharaan selama 3 bulan. Apabila ikan telah mencapai bobot
>250 g/ekor, padat penebaran harus dikurangi sampai 100 ekor/m3.
3. pemberian pakan
Ikan
kuwe bersifat karnivora. Ikan ini di alam memakan ikan dan krustasea
kecil. Oleh karena itu, hingga saat ini pakan yang terbaik untuk budi
daya ikan kuwe masih berupa ikan rucah yang dipotong-potong sesuai
dengan ukuran bukaan mulutnya.
pakan diberikan sekitar 8-6% bobot
badan per hari pada pagi dan sore hari. Perubahan jumlah pemberian
pakan dilakukan setiap bulan setelah dilakukan pengukuran pertumbuhan.
Adapun penggunaan pelet komersial juga bisa dilakukan. Pelet yang
diberikan berupa pelet tenggelam dengan frekuensi pemberian pelet dua
kali sehari dengan jumlah pemberian hingga kenyang.
F. Pengenddian Hama dan Penyaldt
Selama
pemeliharaan ikan sering ditemukan parasit eksternal yang umum pada
ikan budi daya laut, yaitu kutu kulit. Ada dua jenis kutu kulit yang
ditemukan, yaitu Neobenedenia dan Benedenia. Jenis yang disebut pertama bersifat lebih patogen dibandingkan jenis kedua.
Neobenedenia
tidak hanya menyerang permukaan tubuh, tetapi juga mata yang dapat
menyebabkan kebutaan dengan infeksi sekunder oleh bakteri.
Upaya pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut adalah sebagai berikut.
- pemberian pakan harus cukup memadai dan tidak berlebihan.
- Kepadatan tebar tidak terlalu tinggi.
- Perendaman dengan air tawar selama 5—10 menit, tiga hari berturut-turut.
- Perendaman dengan hydrogen peroxida 150 ppm selama 30 menit dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan interval waktu 7 hari.
G. Panen
Setelah
pemeliharaan selama 5-6 bulan, ikan kuwe dapat dipanen dengan ukuran
konsumsi (300-400 g). Dengan kelangsungan hidup 70-95%, dapat dihasilkan
ikan rata-rata 28 kg/m3. Pemanenan ikan dalam KJA sangat mudah
dilakukan. Sistem pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif
tergantung kebutuhan.
..http://muharrudin.mywapblog.com/teknik-budidaya-ikan-kerapu-2.xhtml
Ikan Kuwe
Kuwe merupakan salah satu jenis ikan permukam
(pelagis). Ikan yang sangat digemari oleh masyarakat ini hidup pada
perairan pantai dangkal, karang, dan batu karang. Di beberapa restoran
sea food harga ikan kuwe berukuran 300-400 g berkisar Rp 15.o00 - Rp
20.000/ekor (2005). Adapun harga Gnathanodon speciosus
saat berukuran kecil (3-5 cm) pada tahun 2007 adalah Rp 3.000 - Rp
5.000 per ekor. Ikan tersebut juga merupakan ikan hias yang diberi nama
pidana kuning.
A. Sistematika
Famili : Carangidae
Spesies : Gnathanodon speciosus, Caranx melampygus, Carangoides uii, C. chrysophrys, C. talamparoides
Nama dagang : trevally
Nama lokal : bubara, kuwe macan (G. speciosus)
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Tubuh
kuwe berbentuk oval dan pipih. Warna tubulmya bervariasi, yaitu biru
bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh
ditutupi sisik halus berbentuk cycloid.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Kuwe
dapat berenang cepat dan memiliki laju pertumbuban yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis ikan laut lainnya. Ikan ini bersifat
karnivora. Adapun pakan utamanya, yaitu ikan dan crustasea berukuran
kecil. Ikan ini juga efisien memanfaatkan pakan serta mampu hidup dalam
kondisi yang cukup padat.
C. Pemilihan Lokasi Budidaya
Lokasi
yang tepat untuk budi daya ikan kuwe adalah teluk yang terlindung dari
ombak dan badai dan memiliki pola pergantian massa air yang baik.
D. Wadah Budi Daya
Ikan kuwe mempunyai prospek yang cukup baik untuk
dibudidayakan
dalam karamba jaring apung. Salah satu keunggulan budi daya ikan dalam
KJA adalah waktu panen dapat diatur menyesuaikan harga ikan di pasar
sehingga akan diperoleh harga jual yang lebih tinggi.
E. Pengelolaan Budi Daya
1. Pengadaan benih
Pembenihan
secara massal di hatchery telah berhasil dilakukan di Gondol, Bali.
Namun, hingga kini sumber benih ikan kuwe di daerah terpencil masih dari
alam. Benih dengan ukuran sekitar 20-25 g banyak tersebar pada perairan
dangkal di sekitar daerah padang lamun. Benih tersebut dapat ditangkap
dengan penggunaan alat tangkap, seperti redi (pukat pantai), sero,
bandrong jaring angkat), dan bagan.
2. Penebaran benih
Penebaran
ikan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Benih dimasukkan ke
dalam karamba secara perlahan-lahan. Sebelum penebaran, kondisi kualitas
air harus diperhatikan. Apabila kualitas air pengangkutan berbeda
dengan kualitas air lokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi secara
perlahan-lahan, terutama terhadap salinitas dan suhu.
Benih
berukuran 20-25 g dapat ditebar dengan kepadatan sekitar 15o ekor/m3
untuk pemeliharaan selama 3 bulan. Apabila ikan telah mencapai bobot
>250 g/ekor, padat penebaran harus dikurangi sampai 100 ekor/m3.
3. pemberian pakan
Ikan
kuwe bersifat karnivora. Ikan ini di alam memakan ikan dan krustasea
kecil. Oleh karena itu, hingga saat ini pakan yang terbaik untuk budi
daya ikan kuwe masih berupa ikan rucah yang dipotong-potong sesuai
dengan ukuran bukaan mulutnya.
pakan diberikan sekitar 8-6% bobot
badan per hari pada pagi dan sore hari. Perubahan jumlah pemberian
pakan dilakukan setiap bulan setelah dilakukan pengukuran pertumbuhan.
Adapun penggunaan pelet komersial juga bisa dilakukan. Pelet yang
diberikan berupa pelet tenggelam dengan frekuensi pemberian pelet dua
kali sehari dengan jumlah pemberian hingga kenyang.
F. Pengenddian Hama dan Penyaldt
Selama
pemeliharaan ikan sering ditemukan parasit eksternal yang umum pada
ikan budi daya laut, yaitu kutu kulit. Ada dua jenis kutu kulit yang
ditemukan, yaitu Neobenedenia dan Benedenia. Jenis yang disebut pertama bersifat lebih patogen dibandingkan jenis kedua.
Neobenedenia
tidak hanya menyerang permukaan tubuh, tetapi juga mata yang dapat
menyebabkan kebutaan dengan infeksi sekunder oleh bakteri.
Upaya pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut adalah sebagai berikut.
- pemberian pakan harus cukup memadai dan tidak berlebihan.
- Kepadatan tebar tidak terlalu tinggi.
- Perendaman dengan air tawar selama 5—10 menit, tiga hari berturut-turut.
- Perendaman dengan hydrogen peroxida 150 ppm selama 30 menit dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan interval waktu 7 hari.
G. Panen
Setelah
pemeliharaan selama 5-6 bulan, ikan kuwe dapat dipanen dengan ukuran
konsumsi (300-400 g). Dengan kelangsungan hidup 70-95%, dapat dihasilkan
ikan rata-rata 28 kg/m3. Pemanenan ikan dalam KJA sangat mudah
dilakukan. Sistem pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif
tergantung kebutuhan.
http://infobudayadanpeternakan.blogspot.com/2009/04/budidaya-ikan-kuwe.html
Jika mau pesan bibit ikan kue dimana ya..tks
BalasHapushub pak erwan size 3 sd 8 cm
Hapusharga per cm Rp 700